The adventure in 24
Yeeeeiy!
I'm getting older! Now my age as same as hours in a day.
Hari ini, kang mas mengabulkan permintaan gue setelah sempet bete- betean. Kemana saja rutenya hari ini?
First of all...
Menara Syahbandar
Gue dan Dimas Bayudira masuk menara syahbandar hanya dengan 8000 rupiah. Tentu saja KTM gue keluarin demi dapet harga lebih murah. 😝
Dimas bayar 5000, gue sebagai mahasiswa yang sedang menanti ijazah bayar 3000. Beti tapi kan ada kepuasan sendiri. Hihi
Waktu masuk, hal yang gue liat adalah batu tulis ini.
You see?
Gue bergetar setiap datang ke tempat bersejarah dan ada kata- kata ini di satu patung, obelisk atau monumennya. Orang dulu lebih menghargai perjuangan, jadi kata- katanya bukan hasil googling tapi lo bisa melihat kesungguhan dan kemurnian di sana. Ditanda tangani Ali Sadikin pula. Ahhh gue nggak nyesel kesini.
Gue ga ke Museum Bahari karena udah pernah kesana. Pengen ke Menara ini karena abis baca internet yang katanya, menara ini dulunya adalah menara pengawas yang bisa melihat seluruh penjuru Sunda Kelapa. Dan lalu katanya ada terowongan bawah tanah yang menghubungkan menara syahbandar dan fatahillah juga istiqlal masa kini.
In the end, sih gue ngga nemu terowongan bawah tanah. Tapi gue berhasil lihat hasil penggusuran Ahok, the hottest governor in Indonesia for now. Ini gambarnya
kalau di deketin...
Masih berantakan banget dan butuh banyak perbaikan untuk mengembalikan Sunda Kelapa seperti semula. But cheer up Mr. Ahok. I will support you!
Nah, ini yang seru juga, waktu naikin tangga menara syahbandar gue gemeteran dan pelan- pelan banget jalannya saking takutnya sama tangga kayu tua di sana (yang sebenernya super kuat).
Lalu, setelahnya gue sama Dimas capcus ke Pelabuhan Sunda Kelapa. Ini pertama kalinya buat gue. Sebenernya mau liat laut. Tapi akhirnya cuma mendapati parkiran kapal dari jauh. Mau gimana, masuk kudu diperiksa gitu dokumennya dan gue udah kepanasan. Jadi udah kolokan minta minum dingin aja sama Dimas, hahaha
Next, Dimas ngajak minum es kopi di daerah pecinan Asemka. Which is jadinya malah beli pempek yang super duper enak. Namanya Pempek Palembang Eirin 10 ulu. Lo harus coba gaes. Enak banget. Gue lupa harganya berapa, tapi pempek kapal selamnya juaraaaaaaa 💪
Maaf juga no picture, karena hectic juga tempatnya.
Lalu, setelahnya kita cuss ke Grand Indonesia makan makanan di food hallnya yang gue suka terus pulang dehh. Karena Dimas mau tiup lilin sama gue. Hehe
Bukan cake mahal tapi martabak. Dimas yang ngatur lilinnya jadi angka 24, buat girly photos dan trying so hard to be romantic person.
My dear... I love you even more ❤
Terima kasih untuk hari yang melelahkan dan membahagiakan ini. Thank God i found you 😘
I'm getting older! Now my age as same as hours in a day.
Hari ini, kang mas mengabulkan permintaan gue setelah sempet bete- betean. Kemana saja rutenya hari ini?
First of all...
Menara Syahbandar
Gue dan Dimas Bayudira masuk menara syahbandar hanya dengan 8000 rupiah. Tentu saja KTM gue keluarin demi dapet harga lebih murah. 😝
Dimas bayar 5000, gue sebagai mahasiswa yang sedang menanti ijazah bayar 3000. Beti tapi kan ada kepuasan sendiri. Hihi
Waktu masuk, hal yang gue liat adalah batu tulis ini.
You see?
Gue bergetar setiap datang ke tempat bersejarah dan ada kata- kata ini di satu patung, obelisk atau monumennya. Orang dulu lebih menghargai perjuangan, jadi kata- katanya bukan hasil googling tapi lo bisa melihat kesungguhan dan kemurnian di sana. Ditanda tangani Ali Sadikin pula. Ahhh gue nggak nyesel kesini.
Gue ga ke Museum Bahari karena udah pernah kesana. Pengen ke Menara ini karena abis baca internet yang katanya, menara ini dulunya adalah menara pengawas yang bisa melihat seluruh penjuru Sunda Kelapa. Dan lalu katanya ada terowongan bawah tanah yang menghubungkan menara syahbandar dan fatahillah juga istiqlal masa kini.
In the end, sih gue ngga nemu terowongan bawah tanah. Tapi gue berhasil lihat hasil penggusuran Ahok, the hottest governor in Indonesia for now. Ini gambarnya
kalau di deketin...
Masih berantakan banget dan butuh banyak perbaikan untuk mengembalikan Sunda Kelapa seperti semula. But cheer up Mr. Ahok. I will support you!
Nah, ini yang seru juga, waktu naikin tangga menara syahbandar gue gemeteran dan pelan- pelan banget jalannya saking takutnya sama tangga kayu tua di sana (yang sebenernya super kuat).
Lalu, setelahnya gue sama Dimas capcus ke Pelabuhan Sunda Kelapa. Ini pertama kalinya buat gue. Sebenernya mau liat laut. Tapi akhirnya cuma mendapati parkiran kapal dari jauh. Mau gimana, masuk kudu diperiksa gitu dokumennya dan gue udah kepanasan. Jadi udah kolokan minta minum dingin aja sama Dimas, hahaha
Next, Dimas ngajak minum es kopi di daerah pecinan Asemka. Which is jadinya malah beli pempek yang super duper enak. Namanya Pempek Palembang Eirin 10 ulu. Lo harus coba gaes. Enak banget. Gue lupa harganya berapa, tapi pempek kapal selamnya juaraaaaaaa 💪
Maaf juga no picture, karena hectic juga tempatnya.
Lalu, setelahnya kita cuss ke Grand Indonesia makan makanan di food hallnya yang gue suka terus pulang dehh. Karena Dimas mau tiup lilin sama gue. Hehe
Bukan cake mahal tapi martabak. Dimas yang ngatur lilinnya jadi angka 24, buat girly photos dan trying so hard to be romantic person.
My dear... I love you even more ❤
Terima kasih untuk hari yang melelahkan dan membahagiakan ini. Thank God i found you 😘
Komentar
Posting Komentar