The art of letting go part 2
"Tak peduli seberapa keras kamu mencoba, kamu tak akan pernah bisa menyangkal apa yang kamu rasa. Jika kamu memang berharga di mata seseorang, tak ada alasan baginya untuk mencari seorang yang lebih baik darimu" - Kartini.
Feeling
Sejak awal mempertanyakan seberapa berharganya kamu untuknya, sebetulnya sudah merupakan tanda. Sekian lama berusaha membuktikan diri, seharusnya menjadi sumber kelelahan abadi.
Seumur hidup berjuang untuk disukai, akan menjadi beban tiada henti.
Apa rasanya, Putri?
Maybe God know something has to change.
Realizing
Pasti, di kehilangan yang kita rayakan dalam diam, kita melihat sudut pandang perasaan.
Ternyata kita sering terkoyak, tapi cinta menyembuhkan dengan cepat.
Ternyata hati penuh luka, tapi cinta pintar membebat dengan tepat, sehingga... Dengan sedikit kekuatan kita masih melaju dengan berdarah- darah.
Dalam keputusasaan itu, kita bertanya soal tujuan.
Hidup tidak ramah padamu, tapi kamu kesampingkan, karena begitu ingin bersamanya.
Tatapan tidak suka, kamu abaikan, karena kamu ingin sekali diterima.
Hingga pada akhirnya,
Kamu lupa pada harga dirimu yang berharga.
Harga diri yang kamu kesampingkan hanya untuk bersamanya.
Untuk mempersembahkan cintamu yang maha daya, pada seseorang yang tidak begitu mempedulikannya.
Yang tidak mengindahkan semua usaha dan hanya melihat kegagalan dan keburukanmu saja.
Lalu kamu merasa sakit saat menyadari, kamu tidak seberharga itu.
Tak apa... Marahlah tanpa batas. Hingga akhirnya kamu menerima, semua terjadi karena kamu sendiri membiarkannya.
Cintamu timpang. Perempuan selalu begitu, terlalu memakai hati hingga tak mengindahkan perasaan lawanmu. Hidup dalam utopia dan angan- angan semu.
Broken
Tak apa, banyak yang tertipu. Bukan cuma kamu, kita. Cintamu timpang. Terima saja, kalau kamu mencintai terlalu dalam, sementara dia mudah menghempas untuk keamanan.
Komentar
Posting Komentar