Banyak pelajaran

Tepat tiga tahun yang lalu gue lagi jatuh cinta sejatuh- jatuhnya dengan seseorang yang melihat gue seperti gue ingin dilihat oleh orang yang gue sayang, yang memperlakukan gue seperti tuan puteri, yang menjaga gue sebaik- baiknya lelaki, tapi sayangnya itu semua hanya ilusi. Karena di sini yang jatuh cinta hanyalah gue sendiri.
Perkenalkan nama dia, D. Laki- laki lembut yang cenderung kemayu. Bertutur halus, berwajah rupawan dan sial.. Gue jatuh cinta begitu cepat dengan seluruh tindak tanduknya. Kita bisa ngobrol sampai pagi dan nggak ngerasa bosan. Tertawa malu di telepon sampai kuping panas dan bahagianya, gue selalu yang di hubungi duluan.
Dia panik nggak karuan waktu gue nggak ngehubungin dia. Dia panggil gue sayang dengan lembut dan gue bahkan nggak bisa insecure karena udah terlanjur percaya semuanya. Intinya dia tahu dan paham bagaimana memperlakukan perempuan.
Tapi.. ada yang mengganjal, seperti duri dalam daging dan kerikil yang masuk ke dalam alas kaki.
Kenapa gue bisa berpikir demikian? Karena lama hubungan ini berjalan dengan begitu mulus tapi gue ga bisa menyentuh hatinya, seperti ada tembok pembatas yang buat gue nggak bisa masuk meski hubungan ini terlanjur sangat nyaman dan hebatnya aman. Gue ngga bisa insecure sama dia karena dia selalu membuat gue merasa, "the only one". Dia nggak pernah bilang gue cantik dan sebagainya tapi dia bisa berlaku seakan gue cukup buat dia. 
Nggak berapa lama gue tahu rahasia yang dia simpen sendiri, teryata dia masih belum move on dari mantannya dan gue berada di tengah itu semua. Dan ternyata semuanya menjadi jelas. Lalu, karena "cinta" gue membuat dia berani untuk menghubungi mantannya dengan harapan, dia akan kembali ke pangkuan gue yang sudah terlanjur menemaninya selama ini dan membuatnya nyaman, segera setelah urusannya dengan sang mantan selesai. 
Gue masih inget banget waktu dia cerita gue megang tangannya erat- erat dan penuh pengertian.
Ahhh poor cipput, dia mengikuti tapi kebingungan sendiri. Kesabaran perlahan habis tapi gue tetap bertahan, selalu ada, mencurahkan cinta, memupuk rindu, dan angan- angan yang nyatanya palsu.
Akhirnya, pertahanan penuh "cinta" itu hancur setelah ditampar ribuan kali oleh sahabat- sahabat gue, mereka membuat gue sadar apa yang gue lakukan hanya menyakiti diri sendiri. Memberi cinta untuk dia yang tidak bisa memaafkan dirinya sendiri, dia yang kebingungan dengan perasaannya sendiri dan dia yang egois memikirkan hatinya sendiri, itu salah. Lalu, akhirnya gue tinggalkan dia dengan perasaan kosong dan hancur berkeping- keping.  
Dia nggak memohon gue untuk stay. Dia hanya menerima krena dia -ternyata- sadar kalau dia nggak berhak menahan.
Waktu itu gue berpikir gue telah menemukan kunci yang akhirnya bisa melepas gue dari kesendirian. Karena kita begitu mirip, begitu cocok dan tanpa kesulitan untuk bisa bersama. Tapi semua hanyalah ilusi karena yang terjadi hanya kita mengisi kekosongan dengan apa yang ada, dan saling memanfaatkan kesepian tanpa sama- sama mengindahkan perasaan.
Gue masih ingat perpisahan itu bikin gue "breathless" berhari- hari. Buat gue dan temen- temen gue bilang, "yahh ciput mah move on-nya lama". Mereka dan gue sama- sama mengkhawatirkan hal yang sama dan iya, gue kalo move on lama, apalagi dengan orang yang se-"matching" ini. Tapi terima kasih, D lo ngajarin gue lebih kuat dan belajar apa itu ikhlas. Satu tahun dari perpisahan kita yang lumayan bikin gigi ngilu, gue ketemu Dimas. Luar biasanya, gue yang berpikir akan susah jatuh cinta lagi dan lumayan berusaha keras untuk kembali bisa dengan semudah itu jatuh hati. Waktu akhirnya ketemu Dimas Bayudira, gue bisa jadi manusia utuh yang tahu apa keinginan gue. Gue bersyukur pernah ketemu lo, jatuh cinta, patah hati lalu bangkit kembali.
Dan gue bersyukur, hati ini utuh untuk Dimas, tanpa masa lalu yang menyeret seperti yang kita alami sebelumnya.
Terima kasih telah hadir dan menjadi orang yang bisa membuat gue kuat. ☺

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cabut gigi bungsu, pake BPJS, GRATIS

TetraMap, not so Fire but more Earth- girl

Holier-Than-Thou trend