Tiga tahun kita
Sebelum gue memulai cerita, perkenankan saya mengusir bedebah yang punya pikiran usil bertanya, "KAPAN NIKAH?" enyah keliyah jauh- jauh dari sini, macem mau bayarin aja.
Yak mari kita lanjut ke fase selanjutnya, yakni, cerita.
Kami sudah tiga tahun! HOWRAAAAY!
Apakah semua berjalan dengan baik? Enggak lahh.. penuh lika- liku, ambekan dan aer mata, Gila apa?!
Saat ini kami baik- baik saja? Yeah, so far so good!
Bahagia, nggak? Dari gue, sih, bahagia. Dimas nggak tahu, deh. Kayaknya sih gak keliatan depresi atau gimana- gimana.
Jadi, anniversary kemana? Makan nasi kotak jebanan dari Lawson di Stasiun Manggarai. Ndlosor di depan starbucks karena nggak ada tempat duduk.
Kenapa nggak di starbucks? gak punya duit dan mereka nggak punya nasi
Okay, kalau kalian penisirin apa progress yang kami lakukan atau minimal dapatkan dari menjalin hubungan selama 3 tahun, dengan senang hati gue jabarkan dari sisi gue, ye. Ngana kan tahu sendiri patjar saya orangnya irit ngomong dan sok misterius.
1. kami punya tujuan dan fokus yang sama dan disepakati.
2. Lagi super menghemat demi goals, PRIHATIN mode: ON
3. Nyaman dengan hubungan dan fuck off people, we don't care sama nyinyiran plus pernyataan dan pertanyaan keliyan
4. lagi sibuk kondangan dan sibuk mengamati
5. nrimo ing pandum, sesulit apapun itu
Detail dan sebagainya tentu hanya kami yang mengerti dan mengetahui.
Tapi yang gue rasakan saat ini, tahun ketiga kami nggak seperti tahun- tahun sebelumnya yang dirayakan dengan heboh. Tahun ini kami prihatin namun membekas. Iya, ini kali pertama kami sama- sama dalam keadaan sulit secara finansial. Jadi ya seringnya ketawa pahit mengakui kalau kedua pihak sama- sama bokek, tapi kok saya merasa bahagia sekali, je!
Patjar dan saya terbuka segalanya dan ya... kami jalani saja, toh nggak selamanya susah. Menurut pandangan gue, kami sudah saling mendampingi dalam keadaan sulit hingga nihil sekalipun, jadi pondasi kami saat ini jauh lebih kuat dari pada tahun huru-hara sebelumnya.
Istilah kasarnya, udah nggak ada lagi tembok ego dan rasa malu. Sudahlah, terima saja!
Toh kami nggak saling ninggalin begitu tahu saat ini sama- sama kere. Prinsipnya rejeki masih bisa dicari, je. Jangan dipaksa karena semua butuh waktu, seperti lamanya gue menjomblo sebelum bertemu sama doi.
Gue juga belajar tahu diri, begitu mau nyerah selalu ada yang ingetin, "siapa yang dampingi kamu waktu sakit, suka dan duka?" Ya mahluk bernama Dimas Bayudira, itulah.
Well, saat ini, kondisinya adalah recovery, dengan dia yang sudah belajar dengan pilihannya, dan gue yang sedang berusaha hidup dengan berdamai dengan keadaan.
Kalau sekarang ditanya, gue nggak mau ganti dia dengan orang lain buat dampingi gue. Karena pada akhirnya kami sama- sama belajar: Cinta adalah jatuh berdua untuk bangkit bersama.
Oo... iya, makin kesini, doi makin banyak aturan. Gue sih seneng- seneng aja, wong gue juga banyak nuntut! :D
Tapi aturannya logis kok, dan memang doi itu kalo nunjukkin perhatian beda, sesuai kemampuan dan kemauannya. Romantis mah, yawla... jangan harap. Suruh tulis ucapan anniversary yang beda aja kaga bisa (atau kaga mauk). Makin kesini kemampuan gombalnya semakin menumpul memang. Mungkin tuntutan menjadi romantis harus dirumuskan ulang.
At least sekarang nampak wajib nganter pulang dan udah bisa bawa mobil. Jadi kami bisa lumayan napas dari commuterline super penuh itu barang sehari/ dua hari.
nah sekian dulu, ya curhatnya. kapan- kapan lagi ^^
Yak mari kita lanjut ke fase selanjutnya, yakni, cerita.
Kami sudah tiga tahun! HOWRAAAAY!
Apakah semua berjalan dengan baik? Enggak lahh.. penuh lika- liku, ambekan dan aer mata, Gila apa?!
Saat ini kami baik- baik saja? Yeah, so far so good!
Bahagia, nggak? Dari gue, sih, bahagia. Dimas nggak tahu, deh. Kayaknya sih gak keliatan depresi atau gimana- gimana.
Jadi, anniversary kemana? Makan nasi kotak jebanan dari Lawson di Stasiun Manggarai. Ndlosor di depan starbucks karena nggak ada tempat duduk.
Kenapa nggak di starbucks? gak punya duit dan mereka nggak punya nasi
Okay, kalau kalian penisirin apa progress yang kami lakukan atau minimal dapatkan dari menjalin hubungan selama 3 tahun, dengan senang hati gue jabarkan dari sisi gue, ye. Ngana kan tahu sendiri patjar saya orangnya irit ngomong dan sok misterius.
1. kami punya tujuan dan fokus yang sama dan disepakati.
2. Lagi super menghemat demi goals, PRIHATIN mode: ON
3. Nyaman dengan hubungan dan fuck off people, we don't care sama nyinyiran plus pernyataan dan pertanyaan keliyan
4. lagi sibuk kondangan dan sibuk mengamati
5. nrimo ing pandum, sesulit apapun itu
Detail dan sebagainya tentu hanya kami yang mengerti dan mengetahui.
Tapi yang gue rasakan saat ini, tahun ketiga kami nggak seperti tahun- tahun sebelumnya yang dirayakan dengan heboh. Tahun ini kami prihatin namun membekas. Iya, ini kali pertama kami sama- sama dalam keadaan sulit secara finansial. Jadi ya seringnya ketawa pahit mengakui kalau kedua pihak sama- sama bokek, tapi kok saya merasa bahagia sekali, je!
Patjar dan saya terbuka segalanya dan ya... kami jalani saja, toh nggak selamanya susah. Menurut pandangan gue, kami sudah saling mendampingi dalam keadaan sulit hingga nihil sekalipun, jadi pondasi kami saat ini jauh lebih kuat dari pada tahun huru-hara sebelumnya.
Istilah kasarnya, udah nggak ada lagi tembok ego dan rasa malu. Sudahlah, terima saja!
Toh kami nggak saling ninggalin begitu tahu saat ini sama- sama kere. Prinsipnya rejeki masih bisa dicari, je. Jangan dipaksa karena semua butuh waktu, seperti lamanya gue menjomblo sebelum bertemu sama doi.
Gue juga belajar tahu diri, begitu mau nyerah selalu ada yang ingetin, "siapa yang dampingi kamu waktu sakit, suka dan duka?" Ya mahluk bernama Dimas Bayudira, itulah.
Well, saat ini, kondisinya adalah recovery, dengan dia yang sudah belajar dengan pilihannya, dan gue yang sedang berusaha hidup dengan berdamai dengan keadaan.
Kalau sekarang ditanya, gue nggak mau ganti dia dengan orang lain buat dampingi gue. Karena pada akhirnya kami sama- sama belajar: Cinta adalah jatuh berdua untuk bangkit bersama.
Oo... iya, makin kesini, doi makin banyak aturan. Gue sih seneng- seneng aja, wong gue juga banyak nuntut! :D
Tapi aturannya logis kok, dan memang doi itu kalo nunjukkin perhatian beda, sesuai kemampuan dan kemauannya. Romantis mah, yawla... jangan harap. Suruh tulis ucapan anniversary yang beda aja kaga bisa (atau kaga mauk). Makin kesini kemampuan gombalnya semakin menumpul memang. Mungkin tuntutan menjadi romantis harus dirumuskan ulang.
At least sekarang nampak wajib nganter pulang dan udah bisa bawa mobil. Jadi kami bisa lumayan napas dari commuterline super penuh itu barang sehari/ dua hari.
nah sekian dulu, ya curhatnya. kapan- kapan lagi ^^
Komentar
Posting Komentar