Sehat itu mahal

Ada masanya aku cuma meminta sehat, agar terus bisa mendampingimu sampai kapanpun. Dan ada kalanya aku memohon pada Tuhan agar kau mulai memperhatikan apa yang kau asup.
Cita- citaku salah satunya adalah aku dan kamu bisa sehat walafiat sampai kita tua dan keriput.
Aku sering sakit, sejak kecil katanya tubuhku lemah. Waktu beranjak dewasa aku jarang sekali sakit, maka aku sering memforsir tubuhku sampai suatu ketika, tubuhku menyerah.
Aku suka belajar dan alhamdulillah kata orang aku pintar. Jadi aku terus menguji sejauh mana kemampuanku (sampai sekarang juga, hanya lebih seenaknya). Aku terus belajar di kamarku yang lembab sambil ditemani kopi, hingga ayam berkokok nyaring. Aku juga susah makan dulu, jadi ya memang tubuhku sulit untuk tumbuh akibat makan yang pilih- pilih.
Ketika masuk kuliah, aku terkena bronkitis dan magh kronis. Bronkitisku sembuh tapi maghku terus hadir.
Saat aku belum lama berkerja, aku terkena tumor jinak di payudara, oh banyak lagi setelahnya. Kuhitung  tiga kali aku masuk IGD, satu magh hingga menekan jantung, dua, muntaber karena bebek cabai hijau. Tiga, alergi akut di kulit hingga perlu suntikan di vena langsung.
Hingga sekarang, kamu adalah orang yang setia mengantarku ke rumah sakit. Bertanya pada dokter apa masalahnya dan apa yang dipantang. Kamu menjadi ibu, kakak, segalanya untukku. Ketika aku berkata segalanya, itu yang sebenarnya.
Terima kasih yaaa, kamu calon suami siaga yang selalu aku banggakan. Semoga rejeki terus mengalir untuk kamu 😘

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cabut gigi bungsu, pake BPJS, GRATIS

TetraMap, not so Fire but more Earth- girl

Holier-Than-Thou trend