Pandemic update

Sudah agak lama nggak mampir ke sini. Rutinitas itu memang menyita waktu dan raga.

Semenjak pandemik segalanya jadi semakin tidak menentu. Ada yang terburu-buru, ada yang membiarkan semuanya beristirahat seperti seharusnya dan sisanya denial. 

Sejak bulan Maret yang terjadi seperti roller coaster, ups and downs. Semuanya berjalan lebih lambat sekaligus cepat. Aneh, memang. Bumi membenahi diri, bebersih dari penghancur seperti kita-kita ini. Dan hidup gue? 

Ada yang berubah meski belum jelas ke mana arahnya.

Rehat sejenak yang biasa dilakukan beberapa waktu sekali itu malah berujung mengubah arah dan tujuan. Pantesan kita butuh yang namanya meditasi, karena ternyata fokus ke diri dan dunia nyata bisa membawa dampak baru ke hidup ini.

Kalau ditanya apa gue masih bodo amat, ya masih naik turun sebetulnya. Mengacuhkan dunia di saat ini terasa benar dan salah sekaligus. 

Kadang gue masih bingung bagaimana harus bersikap. Menjadi egois dan memaksakan kehendak agar irama kita berjalan beriringan nampak sudah ketinggalan jaman. Tapi kalau kakinya ga bergerak seirama, bagaimana kita bisa mencapai tujuan bersama-sama?

Kalau, taruhlah lebih legowo melihat segalanya dan membiarkan orang tersayang melakukan segalanya sesuai pace yang mereka punya, mungkin kita hanya akan berakhir seperti pengamat alih-alih terlibat dalam hidup dan relasi itu sendiri.

Di satu sisi gue lelah sekali untuk mendorong sementara tangan gue satu lagi menahan supaya ga jatuh. 

Di sisi lain, ya di sisi lain macem-macem. 

Sebenernya gue ngomong apa ya? 

Abu-abu banget. 

Tapi gue belajar sekali merasa selesai, ya selesai. 

Lelah ya berhenti sejenak.

Muak, tinggalkan.

Ketika kita meninggalkan itu semua, jalan lain terbuka. Entah jalan ini benar atau tidak tapi semua patut dicoba. And something or someone will always be in your heart no matter what, so your only choice is to live with it. Lama kelamaan itu akan deactive sendiri and you free to go.