Saya cuma setengah Jawa
Waktu kecil saya sering dibilang Cina oleh sepupu-sepupu saya karena sifat pelit, tidak mau berbagi (ye namanya bocah). Makin besar saya sadar saya beneran Cina. Nyai (nenek dalam bahasa Bangka) saya adalah turunan tionghoa. Jadi semua turunannya mewarisi gen tersebut meskipun tidak semua. Saya tidak mirip dengan sepupu-sepupu saya dari sisi mama, tapi saya sangat mirip dengan sepupu dari sisi Papa. Ketika usia saya menuju 28 tahun, faktor genetik semakin terlihat. Kulit saya jadi lebih terang dan Cina saya makin terpampang nyata. Wajah oval, idung gede (turunan sih, haha), mata sipit. Hanya dua warisan fisik genetika dari mama, yaitu tubuh yang pendek dan rambut ikal. Mama saya asli suku Jawa, sementara papa saya Bangka - Tionghoa, secara fisik dia Metal, alias melayu total. Saya nggak bisa bahasa Jawa juga bahasa Bangka, saya hanya paham tapi tidak bisa membalas. Saya dibesarkan dengan bahasa Indonesia, sekolah di Bogor bikin saya juga ngerti bahasa Sunda, tapi tetep nggak bisa ngo