Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2016

71 Pertiwi

Selamat ulang tahun Indonesia. Negeriku, yang akan kusebut sampai ke ujung dunia Tanah airku yang tidak akan kulupakan selamanya yang akan kucintai baik buruk-nya Tetaplah satu Tetaplah jaya Jaga kemandirian dan persatuanmu Ibu Pertiwi, anakmu berjuta- juta Jika sedikit yang membenci Jutaan lainnya mencintai Jangan kehilangan harapan, Ibu Teruslah merdeka sampai rakyat jelata merasakan kemerdekaanmu Ibu, restui kami untuk membangunmu Bertahanlah, kami agar tetap melindungimu Ibu Pertiwi, 71 tahun sudah umurmu entah berapa nyawa yang sudah melayang agar kau dapat berdiri tegak dan lahir ke dunia Semoga Tuhan memberkahi bangsa ini dengan darah mereka yang telah berjuang di masa lalu dengan ketegaran kami yang bertahan di masa ini dan dengan harapan untuk masa depan yang lebih baik Selamat ulang tahun, Ibu Pertiwi

Para penipu dan pencemburu

Hari ini saya belajar, bahwa ternyata tingkat edukasi seseorang, profesionalisme dalam berkerja dan tampak luar keimanan seseorang tidak berkorelasi dengan sifat, isi hati dan perilakunya. Meski ini tidak bermaksud mengenalisir, saya hanya menceritakan perasaan saya terhadap suatu pengalaman yang ternyata membuka banyak pikiran dan mata. Ketika cinta memenuhi hati, otak jadi tidak bisa berpikir jernih, hati terus mengganggu untuk terus mengasihi dan memaafkan, sehingga kesalahan sebesar apapun bisa ditolerir. Sayangnya, ketika cinta sudah tak bisa dipercaya lagi, ternyata banyak orang yang tak mawas diri dan menyalahkan faktor eksternal. Padahal mungkin, anda salah memilih pasangan atau... cinta itu sudah menjadi ilusi, hanya anda saja yang percaya itu cinta, pihak lain tidak. Sangat disayangkan, begitu penganiayaan verbal dilakukan seorang yang sangat baik attitude-nya, seorang dengan jenjang pendidikan amat tinggi dan karir yang menyilaukan. Sungguh sayang, seakan semua tampilan p

Hanya sekedar curhat

Sebenernya sih bukan lagi ada masalah sama apapun. Nggak tahan aja lama- lama pengen komentar. Saat ini hubungan gue dan Dimas dalam keadaan baik- baik saja. Jadi, yang akan gue tulis di mari bukanlah sebuah curhatan gue seorang. Ini adalah curhatan muni gue terhadap seseorang yang gue kenal... Ketika ada sepasang kekasih saling mencintai tapi kemudian menjadi destruktif terhadap diri mereka sehingga salah satu atau keduanya kehilangan value atas diri mereka masing- masing.... Saat itu, gue udah merasa hubungan itu adalah sebuah kesalahan. Hubungan itu tidak lagi sehat, karena jika itu cinta maka mereka akan saling memperbaiki, saling membangun, saling mengasihi, dan bukan menghancurkan. Sebagai orang dekat, yang melihat persoalan dari luar bukan dalam, gue nggak melihat jalan lain selain pisah sebagai pintu keluar yang saling menguntungkan. Maka ketika pada akhirnya keputusan final sudah di buat. Gue berada di garis depan untuk mensupport agar tetap teguh pada pendiriannya. Dan g